Langsung ke konten utama

Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia



Indonesia memiliki karakteristik alam yang unik. Kondisi alam yang demikian turut memengaruhi karakteritik flora dan fauna Indonesia. Seorang zoologial berkebangsaan Inggris, Alfred Wallace, melihat adanya keterkaitan antara tipe-tipe hewan dengan suatu wilayah. Pendekatan yang dilakukan Alfred Wallace ini dikenal dengan pendekatan biogeografi.
1.      Persebaran Flora Indonesia
Berdasarkan pendekatan biogeografi, kekayaan hayati Indonesia dibagi atas dua kelompok, yaitu Indo Malayan dan Indo Australian. Daerah peralihannya ditandai dengan garis Wallace dan garis Weber.
Garis Wallace membatasi wilaya fauna asiatis. Garis Weber membatasi wilayah fauna Australias.
Kelompok Indo Malayan meliputi tanaman yang ada di kawasan Indonesia Barat. Kawasan ini meliputi Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan Bali. Kelompok Indo Australian meliputi tanaman yang ada di kawasan Indonesia Timur. Kawasan ini meliputi Sulawesi, Nusa Tenggara , Maluku, dan Papua.
Adapun jenis flora yang ada di kawasan  Indonesia Barat dan Indonesia Timur adalah sebagai berikut.
Jenis Flora
Indonesia Bagian Barat
Indoneisia Bagian Timur
·         Jenis meranti-merantian sangat banyak.
·         Terdapat berbagai jenis rotan.
·         Tidak terdapat hutan kayu putih.
·         Jenis tumbuhan matoa (pometia pinnata) sedikit
·         Jenis tumbuhan sagu sedikit.
·         Terdapat berbagai jenis nangka.
·         Jenis meranti-merantian hanya sedikit.
·         Tidak terdapat jenis rotan.
·         Terdapat hutan kayu putih.
·         Terdapat berbagai jenis tumbuhan matoa, khususnya di Papua.
·         Banyak terdapat tumbuhan sagu.
·         Tidak terdapat jenis nangka.

2.      Persebaran Fauna Indonesia


Indonesia memiliki keanekaragaman fauna yang sangat tinggi. Berdasarkan tinjauan zoology, terdapat perbedaan antara jenis fauna di bagian barat, tengah, dan timur Indonesia. Wallace membagi fauna Indonesia menjadi tiga tipe Asiatis, tipe peralihan, dan tipe Australis.

 Fauna tipe Asiatis meliputi fauna di wilayah Sumatra, Kalimantan, Jawa, dan Bali. Di wilayah ini banyak banyak terdapat fauna yang menyusui dan berukuran besar, terdapat banyak jenis kera dan ikan air tawar, serta tidak banyak terdapat jenis burung berwarna, jenis fauna yang banyak ditemukan di wilayah ini antara lain orangutan, gajah, badak, harimau, dan rusa.

Fauna tipe peralihan (Austral Asiatic) meliputi fauna di wilayah Sulawesi dan Kepulauan Nusa Tenggara bagian tengah. Di wilayah ini banyak terdapat hewan endemis. Jenis fauna yang banyak ditemukan wilayah ini antara lain babi rusa, kuda, kuskus, anoa, dan komodo.

Fauna tipe Australis (Australic) meliputi fauna yang terdapat di Kepulauan Aru dan wilayah Papua. Di wilayah ini banyak ditemukan fauna menyusui yang berukuran kecil dan binatang berkantung. Diwilayah ini tidak terdapat jenis kera, hanya terdapat sedikit jenis ikan air tawar, dan banyak ditemui burung berwarna. Jenis fauna yang banyak ditemui di wilayah ini antara lain Kangguru, burung cendrawasih, kakaktua, nuri, kasuari, dan walabu.




Sumber: Geografi. ESIS

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Latihan Soal UTS Metode Pengukuran Intelegensi (MPI) 3PA01 Psikologi Gunadarma

Tradisi Khitanan/Sunatan Masyarakat Sunda

Tradisi Khitanan / Sunatan Masyarakat Sunda   Suku Sunda merupakan etnis kedua terbesar di Indonesia. Mayoritas masyarakatnya memeluk agama Islam. Tradisi dan budaya Islam masih terus dilakukan sampai sekarang dan sebagian diantaranya ada yang bercampur dengan tradisi asli orang Sunda. Salah satu tradisi yang merupakan percampuran antara budaya Islam dan Sunda adalah tradisi khitanan atau sunatan. Dalam agama Islam hukum khitan bagi laki-laki adalah wajib karena memiliki makna pensucian diri dan kepatuhan kepada ajaran agama. Hukum khitan atau sunat dalam masyarakat Sunda telah bercampur dengan budaya lokal yang kemudian melahirkan tradisi khitanan atau sunatan. Masyarakat Sunda melakukan khitan atau sunat pada anak laki-laki ketika masih berusia dini, yaitu 5 sampai 12 tahun. Dulu untuk melakukan khitan, orang Sunda menggunakan jasa seorang mantri atau dalam bahasa Sunda dipanggil bengkong.  Di Desa saya sebelum melakukan Khitanan, biasanya anak dan sekeluarganya

Soal Psikologi Abnormal Fakultas Psikologi Gunadarma