Langsung ke konten utama

Tradisi Khitanan/Sunatan Masyarakat Sunda

Tradisi Khitanan / Sunatan Masyarakat Sunda
 


Suku Sunda merupakan etnis kedua terbesar di Indonesia. Mayoritas masyarakatnya memeluk agama Islam. Tradisi dan budaya Islam masih terus dilakukan sampai sekarang dan sebagian diantaranya ada yang bercampur dengan tradisi asli orang Sunda.
Salah satu tradisi yang merupakan percampuran antara budaya Islam dan Sunda adalah tradisi khitanan atau sunatan. Dalam agama Islam hukum khitan bagi laki-laki adalah wajib karena memiliki makna pensucian diri dan kepatuhan kepada ajaran agama. Hukum khitan atau sunat dalam masyarakat Sunda telah bercampur dengan budaya lokal yang kemudian melahirkan tradisi khitanan atau sunatan.
Masyarakat Sunda melakukan khitan atau sunat pada anak laki-laki ketika masih berusia dini, yaitu 5 sampai 12 tahun. Dulu untuk melakukan khitan, orang Sunda menggunakan jasa seorang mantri atau dalam bahasa Sunda dipanggil bengkong. 
Di Desa saya sebelum melakukan Khitanan, biasanya anak dan sekeluarganya pergi ke makam keluarganya yang telah meninggal seperti ke pemakaman kakek & neneknya. Dipemakaman tersebut mereka membersihkan makam kemudian memberikan do’a , dan meminta restu.
Setelah anak laki-laki itu di Khitan dia tidak boleh memakai celana terlebih dahulu sampai alat kelaminnya benar-benar sembuh atau kering. Pada zaman dulu untuk mengamanan alat kelamin yang telah di sunat itu yaitu dengan cara memakaikan alat yang disebut Babango. Yaitu sebuah alat dari serabut kelapa yang dibentuk dengan cara disilang kemudian dipasang di atas alat kelamin atau di bawah udel dan di lengkapi dengan dipasangkan kain samping sarung. Hal itu bertujuan agar alat kelamin anak itu tidak terkena debu atau terkena gigitan serangga seperti nyamuk ataupun lalat

Setelah di Khitan biasanya akan ada acara hajatan, yaitu seperti menganggap Buroh (Sisingaan) ataupun dangdut. Acara itu biasanya dilakukan setelah 2 minggu di Khitan. Dan para ibu-ibu tetangga akan membantu membuat makanan seperti rendang, sayur-sayuran seperti kangkung, sayur tahu, sayur lenca, bihun, mie, sayur kentang , sayur tempe, dan di lengkapi dengan makanan khas sunda seperti goreng opak, raginang, kue lapis, jawadah, dan rempeye. Biasanya makanan tersebut akan disajikan di perasmanan untuk dimakan oleh tamu undangan yang bersedia datang ke acara hajatan
Masyarakat di Desa saya pun masih menghargai adanya nenek moyang leluhur, maka dari itu kalau ada acara apapun seperti mengganggap Sisingaan supaya acara itu berlangsung dengan lancar maka keluarga yang membuat acara tersebut harus menyajikan sesajen yang berisikan  Ikan pepetek, kopi pahit, teh pahit, teh manis, cabai , bawang merah, rokok sulutru, air yang berisikan kembang 7 rupa yang disimpan di atas mangkok, nasi dan dilengkapi dengan membakar Karbit. Biasanya sesajen itu disimpan disebuah ruangan seperti di Gudang ataupun Kamar mandi. Menurut nenek saya, nenek moyang leluhur akan memakan hidangan sesajen tersebut.
Dan ketika hari acara hajatan akan diselenggarakan biasanya terlebih dahulu melakukan acara Khataman Al-Qur’an. Biasanya membaca dari awal Juz 30 sampai akhir ke surat An-nas. Masyarakat di desa saya ketika anak tersebut selesai membacakan 1 surat maka warga akan memberikan uang biasanya memberikan uang logam yang dimasukan ke dalam wadah yang disebut Baskom dengan diiringi lanunan Marhaban ya Marhaban. 
Di desa saya kalau mengadakan acara sisingaan, anak tersebut biasanya di dandani atau di make up lalu memakai baju khusus bentuknya seperti baju Gatot Kaca, baju tersebut banyak beragam warna seperti merah, kuning , hijau, hitam , dan adapula busana Hanoman berwarna putih.

Sisingaan di desa saya biasanya disebut Buroh, yang terdiri dari 2 bidadari, sisingaan yang di panggul di  pundak 4 orang , harimau, gorilla, barongsai, dan masih banyak lagi.
Buroh itu biasanya keliling ke jalan raya dengan ditunggangi anak sunat, dan diiringi musik yang beraliran musik dangdut Cirebonan.
 Dokumentasi Wawancara

Sumber :
http://www.heibogor.com/rssfeed/detailrss/18623/Sisingaan--Tradisi-Sunda-Beraroma-Islam

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjkPmewzh27BcswXk50vOidbQgUz5b2LesEOgQVoCYXaK05LV3O1B96Ulz9TbV1QRWcnL7cEbT5eORiISSCjLjnTrZBtWzQmuMoVO7cKWLoqzbp_v19dNKBxAHFhowkOvbGhoN5njJZZB0/s1600/1.jpeg
http://blogs.unpad.ac.id/kknmcijambe2012/files/2012/01/sesajen.jpg

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Latihan Soal UTS Metode Pengukuran Intelegensi (MPI) 3PA01 Psikologi Gunadarma

Soal Psikologi Abnormal Fakultas Psikologi Gunadarma