Langsung ke konten utama

Kutipan Quote Novel Represi Karya Fakhrisina Aulia

 

Berikut kumpulan quotes dari buku novel yang berjudul “Represi” Karya Fakhrisina Amalia.

 

“Hanya kamu yang bisa menjawabnya. Kekuatan terbesar sering kali datang ketika kita sudah memaafkan dan menerima diri kita sendiri. Apa kamu sudah memaafkan diri kamu sendiri?”

 

“Kadang-kadang manusia lebih senang bersikap rapuh dan kalah berlarut-larut dari keadaan daripada berusaha mengeluarkan kekuatannya sendiri. Kita semua pernah begitu, tapi ketahuilah kita akan selalu punya pilihan untuk menemukan kekuatan kita atau bersikap seperti orang yang paling malang sedunia.”

 

“Ada hal-hal yang nggak bisa aku turuti karena aku juga manusia, bukan robot. Karena aku punya keinginan dan pertimbangan sendiri. Aku nggak mau punya hubungan yang dipenuhi pertengkaran dan kesedihan. Aku juga nggak mau berada dalam hubungan yang membuatku gagal menjadi diriku sendiri. Aku nggak mau bersama orang yang nggak bisa mendukungku.”

 

“Hidup adalah tentang menghadapi diri sendiri, dan kita selalu bisa memenangkannya.”

 

“Jangan terlalu keras sama diri kamu sendiri. Kecemasan adalah sesuatu yang membuat dirimu bekerja keras dan menderita dua kali lipat.”

 

“Menolak menerima bahwa kamu sedang merasa seperti itu karena kamu tahu seharusnya nggak begitu, juga merupakan bagian dari nggak menerima dan memaafkan diri sendiri. Kadang-kadang yang terjadi memang nggak seperti sebenarnya dan kita nggak perlu menolak atau marah pada diri kita sendiri.”

 

“Manusia itu seperti gunung es. Yang tersembunyi selalu jauh lebih besar daripada yang kelihatan. Ketika mengalami peristiwa yang nggak menyenangkan dan menimbulkan emosi, kita selalu punya dua kecenderungan untuk menekannya ke bagian tersembunyi di dalam diri kita atau mengeluarkannya.”

 

“Kupu-kupu itu kan hanya makhluk kecil tetapi indah yang harus melewatu sekian banyak proses dan pengorbanan sebelum bisa terbang.”

 

“Semua orang membuat kesalahan dan hampir semua orang pernah membuat kesalahan besar. Kewajiban kita adalah meminta maaf. Sementara memaafkan atau nggak adalah hak orang yang kita sakiti. Tapi merasa nggak pantas dimaafkan bahkan sebalum mencoba meminta maaf? Itu sudah bukan lagi masalah dengan orang lain.”


“Untuk bisa menerima, pada awalnya kamu harus bisa bercerita. Bercerita membuat kamu mengakui bahwa itu terjadi.”

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Latihan Soal UTS Metode Pengukuran Intelegensi (MPI) 3PA01 Psikologi Gunadarma

Tradisi Khitanan/Sunatan Masyarakat Sunda

Tradisi Khitanan / Sunatan Masyarakat Sunda   Suku Sunda merupakan etnis kedua terbesar di Indonesia. Mayoritas masyarakatnya memeluk agama Islam. Tradisi dan budaya Islam masih terus dilakukan sampai sekarang dan sebagian diantaranya ada yang bercampur dengan tradisi asli orang Sunda. Salah satu tradisi yang merupakan percampuran antara budaya Islam dan Sunda adalah tradisi khitanan atau sunatan. Dalam agama Islam hukum khitan bagi laki-laki adalah wajib karena memiliki makna pensucian diri dan kepatuhan kepada ajaran agama. Hukum khitan atau sunat dalam masyarakat Sunda telah bercampur dengan budaya lokal yang kemudian melahirkan tradisi khitanan atau sunatan. Masyarakat Sunda melakukan khitan atau sunat pada anak laki-laki ketika masih berusia dini, yaitu 5 sampai 12 tahun. Dulu untuk melakukan khitan, orang Sunda menggunakan jasa seorang mantri atau dalam bahasa Sunda dipanggil bengkong.  Di Desa saya sebelum melakukan Khitanan, biasanya anak dan sekeluarganya

Soal Psikologi Abnormal Fakultas Psikologi Gunadarma