Di zaman serba modern
sekarang ini, siapa sih yang tidak tau apa itu internet? sekarang internet sudah
banyak dan sering diakses oleh berbagai kalangan manapun. Baik itu anak yang
masih SD, SMP, SMA, Mahasiswa, Pekerja Kantor, Pejabat Tinggi, Pedagang, dan
masih banyak lagi.
Internet adalah jaringan
komputer terbesar yang ada di dunia pada saat ini. Internet adalah istilah yang
diberikan untuk memberi nama jaringan komputer tersebut.
Dengan adanya Internet
maka sebuah komputer akan dapat berhubungan dengan komputer lain dimana pun
berada asal memiliki fasilitas internet. Dengan internet kita dapat bertukar
informasi, seperti bertukar file, berbincang-bincang dengan mengirimkan E-mail
(Elektronik Mail) ataupun langsung dengan IRC (Internet Relay
Chat).
Internet tidak ubahnya
dengan dunia nyata yang kita tempati sekarang ini. Di dunia mayapun orang harus
mempunyai alamat, karena dengan alamatlah orang dapat mengetahui keberadaan
kita . Alamat di internet dikenal dengan istilah domain name atau
nama domain. Nama domain ini merupakan alamat otentik dan hanya ada satu nama
domain di dunia, yang berarti tidak ada nama kembar.
Menurut Scott (1995) era
teknologi maklumat menimbulkan berbagai permasalahan sosial di kalangan
remaja. Pengunaan internet umpamanya menyebabkan beraneka maklumat sampai
kepada pengguna tanpa dapat dikawal ataupun ditapis. Lantaran itu, ia dapat
disalahgunakan oleh remaja bagi tujuan tidak baik.
Ginger et al., (1998)
menjalankan kajian tentang peranan permainan komputer dan video terhadap
tingkah laku pelajar ke atas kanak-kanak berusia 7-12 tahun di Philadephia.
Hasil kajian mendapati permainan komputer dan video dapat meningkatkan tingkah
laku agresif kanak-kanak jika tidak dikawal penggunaannya.
Penggunaan internet
melalui tinjauan yang dibuat oleh Tinjauan Penyelidikan Princeton (1977)
mendapati pengaruh komputer dan internet dalam tingkah laku gengsterisme
bergantung kepada individu itu sendiri. Sekiranya penggunaan internet digunakan
dengan cara baik, faedahnya menguntungkan tetapi sekiranya disalah guna ia
mendatangkan kemudaratan kepada remaja ataupun kanak-kanak.
Melalui identitas online konsisten dengan teori-teori
pembentukan sosial. Identitas online dapat digunakan untuk mengeksplorasi
aspek-aspek diri, memfasilitasi kesadaran diri yang lebih besar dan menjadi
katalis untuk perubahan positif. Bahkan identitas online justru memfasilitasi
flexible selves seseorang yang merupakan adaptasi yang wajar dan perwujudan
eksplorasi diri. Dunia maya juga memfasilitasi keterbukaan emosional di ruang
maya yang membuat individu mampu mengekspresikan diri dan dimengerti. Hubungan
yang berarti terbentuk di dunia maya, kerena media ini secara natural
memfasilitasi individu memaparkan diri lebih intim dengan mediasi layar dan
nama samaran. Transparansi membuat masyarakat sekarang berbuat maupun mencari
sesuatu yang kredibel. Orang tidak gampang dibohongi. Semua jejak rekam kita
ada di dalam internet. Kita dituntut bisa hidup otentik. Namun di sini lain ,
internet juga menyuguhkan ketidakotentikan yang ujungnya ketidakkredibelan.
Contoh kasus, maraknya akun-akun palsu di media sosial yang mempunyai daya
pengaruh kuat (di Twitter, misalnya Benny Israel). Selain itu, muncul gerakan
Anonymous di media sosial. Belum lagi dengan Net-Terrorist yang doyan merusak
dan mencari masalah di internet. Hal ini yang justru melahirkan
ketidakpercayaan. Di internet, kita bisa kelihatan jati diri kita tapi juga
bisa menyembunyikan jati diri kita. Lain contoh adalah kejahatan maupun
penipuan online, melalui Facebook yang selama ini marak. Fenomena kepribadian
ganda juga bisa masuk di sini. Dunia virtual memang bukan dunia real. Pemikir
Prancis Jean Baudrillard menandaskan dunia sekarang semakin masuk ke
hipperrealitas di mana kita tidak bisa membedakan mana yang asli dan mana yang
bukan. Perasaan kita bisa turut lebih hanyut pada penderitaan tokoh dalam
sinetron yang notabene tidak nyata daripada tersentuh dengan nasib tetangga
yang nyata ada dan sedang kena musibah. Psikolog John Suler, seperti dikutip
dari buku “Facebook and Philosophy: What’s on Your Mind?” (2010), mengatakan
bahwa dunia online telah memicu “disinhibition effect” di mana orang lebih
gampang menampilkan kesejatian dirinya (self-disclose) bila dibanding dalam
dunia nyata. Di sini, orang bisa mengeluarkan semua isi hati, kekesalan,
kritikan, komentar provokatif, dan sebagainya.
2. Karakteristik
Pengguna Internet
Menurut Asosiasi
Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), lebih dari 50 persen atau
sekitar 143 juta orang telah terhubung jaringan internet sepanjang 2017.
Survei APJII 2017
dilakukan di enam wilayah besar seperti yang dilansir dari CNNIndonesia yakni
Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali-Nusa dan Maluku- Papua yang
melibatkan 2.500 jiwa responden berusia di atas 13 tahun. Pengumpulan data
melalui wawancara dengan bantuan kuisioner.
Usia
Dari segi usia,
pengguna terbanyak berusia 19-34 tahun yang mencapao 49,52 persen. Tidak
dipungkiri karena anak muda zaman sekarang begitu aktif menggunakan internet. Sebab
di zaman sekarang sangat mudah menciptakan inovasi melalui media digital
Misalnya dengan menjadi Youtuber atau Selebgram, membuka usaha berbasis online
dan sebagainya.
Kelompok usia
produktif sebanyak 29,55 persen usia
35-54 tahun. Mudahnya beradaptasi dengan perubahan membuat kelompok ini berada
di posisi kedua.
Posisi ketiga
ditempati remaja usia 13-18 tahun sebanyak 16,68 persen, dan di posisi terakhir
ditempati oleh orang tua di atas 54 tahun yang hanya 4,24 persen memanfaatkan
internet.
Bidang Pemanfaatan Internet
Dalam bidang
pemanfaatan internet terbagi menjadi enam bidang yakni ekonomi, layanan publik,
edukasi, gaya hidup, politik, dan kesehatan.
Gaya hidup menjadi posisi
terbanyak yang paling sering digunakan sebanyak 87,13 persen digunakan untuk
mengakses sosial media, seperti instagram, facebook, twitter, dan sebagainya. Edukasi
mendapat tempat kedua sebanyak 55,30 persen diikuti kesehatan sebanyak 51,06
persen yang mencari informasi kesehatan 50,26 persen politik, Ekonomi 45,14
persen untuk mencari harga dan terakhir layanan public sebanyak 16,17 persen.
Positif dan Negatif Penggunaan Internet.
Positif
Menambah wawasan dan
pengetahuan dari berbagai bidang dari seluruh dunia. Bagi para pelajar juga
sangat banyak manfaat yang bisa diambil, banyak informasi yang berkaitan dengan
pelajaran yang bisa didapat di internet, dan tidak diperoleh di bangku sekolah
karena keterbatasan waktu mengajar guru. Bukan sekedar prestasi di sekolah yang
harus dikejar, hanya semata-mata mengejar nilai bagus di atas kertas, tanpa
tahu harus bagaimana kedepannya. Dengan banyaknya wawasan yang didapat dari
internet, akan membuka jalan pikiran yang lebih luas dan maju.
Negatif
Michelle Weil, seorang
Psikolog dan pengarang buku terkenal, memberikan contoh konkrit tentang seorang
gadis yang dijauhi oleh teman-temannya lalu kemudian menghabiskan waktu untuk
mojok berchatting-ria dengan menampilkan karakter yang sangat kontradiktif
dengan karakter aslinya. Akibatnya, lama kelamaan ia semakin jauh dengan
kenyataaan sosial yang ada, bahkan tidak bisa menerima diri apa adanya. Menurut
pakar psikoanalisa terkenal seperti Erich Fromm, kondisi demikian dinamakan
neurosis. Kondisi neurosis yang berkepanjangan akan mengakibatkan gangguan jiwa
yang serius. Michelle lebih lanjut menambahkan, bahaya latennya adalah
terbentuknya kepribadian online yang berbeda dengan yang asli.
Kesimpulan :
Seperti penuturan diatas bahwa kini sudah banyak orang yang
menjadikan internet sebagai mediator untuk mengungkapkan hal yang tidak bisa di
ungkapkan didunia nyata misalnya yang berhubungan dengan emosional. Sisi
positifnya adalah saat seorang pemalu didunia nyata bisa lebih menjadi berani
di dunia virtual , sisi negatifnya adalah akan adanya orang yang tidak
bertanggung jawab (menggunakan identitas palsu) ketika terjadi pertentangan
atau konflik dan dapat memperburuk masalah. Selain untuk mediator untuk
mengungkapkan yang berhubungan dengan emosional, internet juga sangat
bermanfaat jika digunakan untuk mengakses hal-hal positif seperti mencari
informasi atau pengetahuan yang diajarkan maupun yang tidak diajarkan di
sekolah, juga untuk berbisnis di usia muda hanya dengan mengakses internet.
Sumber:
Nalwan,
Agustinus. 1997. Daftar Alamat Internet
Dunia. Yogyakarta : ANDI.
Komentar
Posting Komentar